/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-11/cur1028.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-11/cur1027.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Selasa, 08 Maret 2016

Agar Tak Jadi Sumber Kuman, Simpan Sikat Gigi Dengan Cara Ini



Bagaimana kamu biasa menyimpan (ataupun meletakkan) sikat gigimu setelah digunakan? Menyimpannya di dekat wastafel, menggantungkannya di rak dinding kamar mandi atau meletakkannya begitu saja di sembarang tempat?

Sikat gigi yang kelihatannya bersih, ternyata berpotensi menumpuk kuman serta bakteri berbahaya. Berdasarkan hasil penelitian dari University of Manchester di Inggris, sikat gigi kemungkinan bisa terkontaminasi lebih dari 10 juta bakteri termasuk jenis yang berbahaya seperti E.coli (juga ditemukan pada faeses manusia) dan staphylococcus (bakteri penyebab infeksi pada luka).

Bakteri yang menempel pada sikat gigi tidak hanya berasal dari toilet atau kamar mandi. Tapi juga lingkungan lain apabila disimpan di dalam tas, loker, tas kosmetik atau koper. Karenanya, penyimpanan sikat gigi harus dilakukan dengan cara yang benar.

Dokter gigi Mervyn Drurian, seperti dikutip dari laman www.femalefirst.co.uk, menyarankan 4 langkah yang bisa dilakukan untuk  meminimalisir paparan bakteri pada sikat gigi. Simak selengkapnya, ya!

1. Jauhkan dari Toilet.
Jika kamu harus menaruh sikat gigi di dalam kamar mandi, pastikan untuk menutup kloset saat menyiram untuk meminimalkan penyebaran kuman lewat semburan air. Tapi bila memungkinkan, taruh sikat gigimu di ruangan selain kamar mandi.

2. Bilas Sampai Bersih.
Bilas sikat gigi setiap kali selesai menggosok gigi dengan air yang mengalir. Pastikan tidak ada sisa kotoran gigi maupun pasta gigi yang tertinggal. Pasta gigi yang tertinggal di sikat gigi akan menjadi sarang favorit bagi bakteri untuk bersemayam.

3. Posisi Kepala Sikat Harus di Atas.
Pastikan kamu menaruh sikat gigi dengan bagian kepala menghadap ke atas, jangan sampai terbalik. Simpan pada tempat dengan sirkulasi udara yang baik dan hindari untuk menyimpannya di dalam kabinet atau lemari karena akan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang sangat mudah berkembang di tempat yang lembab dan tidak ada sirkulasi udara.

4. Ganti Sikat Gigi Secara Berkala.
Ganti sikat gigimu minimal setiap tiga bulan sekali. Frekuensi mengganti sikat bisa dipercepat apabila kamu terserang pilek atau flu. Ganti sikatmu begitu terkena penyakit ini untuk mencegah virus penyebab flu tersebar pada sikat.

Nah, itulah beberapa tips yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan sikat gigi agar terhindar dari paparan bakteri yang merugikan bi kesehatan tubuh. Penting untuk diingat selanjutnya adalah pastikan kamu menggunakan sikat gigimu untuk dirimu sendiri. Sebab, berbagi sikat gigi justru akan mempertinggi resiko penularan bakteri dari mulut ke mulut. So. semoga bermanfaat!

Sumber :

http://www.vemale.com/kesehatan/92041-agar-tak-jadi-sumber-kuman-simpan-sikat-gigi-dengan-cara-ini.html

Kapankah Shower Puff Harus Diganti



Anda pecinta sabun cair, tentu juga mencintai 'sahabat karib'nya yaitu shower puff. Tanpa buntalan yang biasanya terbuat dari jaring-jaring ini, penggunaan sabun cair bisa sangat boros, sementara jika menggunakan shower puff Anda hanya butuh sedikit saja sabun untuk membuatnya berbusa limpah. Acara mandi pun jadi semakin fun dan mudah, serta lebih efektif karena shower puff membantu pengangkatan sel kulit mati di permukaan tubuh Anda.

Namun tahukah Anda jika shower puff ini bisa menjadi sumber bakteri? Bentuknya yang jaring-jaring dan berongga membuat banyak orang mengira shower puff bisa dengan mudah mengering, sehingga bebas diletakkan di mana saja asal Anda sudah membilasnya. Inilah yang membuat bakteri dan jamur bisa bebas menjangkiti dan berdiam dalam shower puff Anda.

Dikutip dari apartmenttherapy, yang menuliskan kembali penjelasan dr. Cameron Rokhsar dalam Rachael Ray's morning show, hasil pemeriksaan laboratorium pada shower puff menemukan bahwa ada dua organisme yang suka bersarang pada shower puff. Acinetobacter yang menyebabkan infeksi pada luka, konjungtivitis dan bisulan; dan yeast yang merupakan bentuk umum dari Candida, penyebab keputihan pada wanita. Untuk amannya, dr. Rokhsar menyarankan penggantian shower puff dilakukan tiap tiga minggu dan untuk spon mandi bisa bertahan hingga enam sampai delapan bulan.

Wow, rasanya shower puff Anda masih terlihat baru ketika digunakan selama tiga minggu, apa benar harus diganti? Kuncinya adalah pengeringan dan higienitas dari shower puff Anda. Jika bisa menjaga shower puff tetap bersih dan kering, disimpan di tempat yang bersih, Anda bisa memakai shower puff yang sama hingga tiga bulan atau lebih. Caranya, biasakan untuk meniriskan shower puff setelah mandi, gantung di tempat yang bersih. Agar pengeringan efektif, Anda juga bisa meletakkannya di tempat yang terkena sinar matahari, atau di ruangan yang tidak lembab. Jangan meletakkan shower puff di kamar mandi, di rak sabun ataupun di pinggiran bak mandi. Asal kebersihannya terjaga, Anda bisa menggunakan shower puff hingga lebih lama dan lebih sehat. (vem/miw)

Sumber :

http://www.vemale.com/kesehatan/8534-kapankah-shower-puff-harus-diganti.html
X-Steel - Wait