/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-11/cur1028.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-11/cur1027.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Jumat, 01 April 2016

Mie Instan Atau Nasi, Mana Yang Lebih Cepat Membuat Gemuk?

Saat malam hari merasa lapar, mengonsumsi mie instan bisa dirasa jadi solusi menghindari nasi yang dianggap bisa menggemukkan. Padahal pemikiran itu belum tentu benar. Kita cari tahu yuk, mana jenis makanan yang lebih bersahabat untuk menjaga berat badan.

Mari kita bandingkan kalori yang terdapat pada mie instan dan nasi dengan berat yang sama. Sajian mie instan sebanyak 70 gram atau satu kemasan, terhitung mengandung 370 kalori. Sementara, nasi putih dengan berat yang sama, hanya mengandung 91 kalori.



Ternyata kandungan kalori mie instan lebih dari tiga kali lipat nasi. Hal ini membuat kemungkinan mie instan menyebabkan tubuh lebih cepat gemuk, jika dibandingkan nasi.

Lalu, bagaimana jika dibandingkan dengan roti putih yang sering menjadi alternatif? Tiap helai roti putih sebesar 25 gram mengandung 67 kalori.. Berarti 4 helai roti tawar (100 gram) total 268 kalori. Nilai kalori ini jauh di bawah satu kemasan mie instan. Meski begitu, roti tawar masih tergolong tinggi dibanding nasi putih yang hanya mengandung sekitar 130 kalori tiap 100 gram.

Yang juga perlu diperhatikan, umumnya penyajian mie instan dibarengi dengan telur dan bahan-bahan lain, seperti sosis, kornet, atau keju yang tentunya menambah kandungan kalori. Kemudian, ada lagi kebiasaan khas masyarakat di Indonesia, yang mencampurkan mie instan dengan nasi, sehingga kalorinya yang dikonsumsi menjadi berlipat.

Padahal dalam satu hari yang terdiri dari tiga kali waktu makan dan camilan di antaranya, kebutuhan kalori wanita dewasa hanya sekitar 1.800-2.000 dan pria dewasa sekitar 2.200-2.400.

Hindari Makan Berlebihan
Selain kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, mie instan yang biasa disajikan dengan kaldu instan umumnya memiliki kandungan sodium atau garam yang tinggi. Salah satu mie instan yang banyak dikenal di masyarakat Indonesia tercatat mengandung sodium 1.080 mg atau sekitar 45% dari kebutuhan keseluruhan sehari, dalam setiap kemasan seberat 91 gram.

Padahal kelebihan asupan sodium, termasuk sebagai asupan dari mie instan, memiliki risiko membahayakan tubuh. Salah satunya dapat memperberat kerja ginjal. Selain itu, sodium yang menumpuk dalam tubuh diperkirakan juga dapat memicu tekanan darah tinggi, stroke, dan gagal jantung.

Meski demikian, makan nasi putih berlebihan bukan berarti bebas risiko penyakit. Peneliti membandingkan masyarakat Asia yang mengonsumsi nasi tiap hari, dengan masyarakat negara Barat yang hanya mengonsumsi nasi kurang dari 5 kali per minggu. Hasilnya, risiko diabetes lebih tinggi pada mereka yang mengonsumsi lebih banyak nasi. Bagi yang berisiko tinggi,  sebaiknya memperhatikan makanan pantangan bagi diabetes, termasuk konsumsi nasi putih berlebih. Para ahli menyarankan pengganti nasi putih, yaitu produk makanan dari biji-bijian utuh.

Kini dikenal istilah panduan piring makan untuk memenuhi gizi seimbang, yang mudah dipraktikkan sehari-hari. Nasi atau karbohidrat jenis lain hanya diperbolehkan memenuhi ¼ piring makan, ¼ lagi diisi dengan protein. Sisanya, ½ piring lagi dipenuhi dengan sayuran dan buah.

Setelah membaca kandungan kalori masing-masing pilihan, kini sudah tahu kan apa yang harus dipilih saat merasa lapar?

Sumber :

http://www.alodokter.com/mie-instan-atau-nasi-mana-yang-lebih-cepat-membuat-gemuk

Mengenal Kelebihan Dan Kekurangan Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit seperti tidak bisa hilang dari dapur masyarakat Indonesia. Minyak ini memiliki manfaat dan mudarat yang perlu Anda ketahui.

Di Indonesia, minyak kelapa sawit biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Tak hanya untuk urusan masak-memasak, minyak yang diperoleh dari buah pohon kelapa sawit ini juga dimanfaatkan dalam bidang industri. Yaitu untuk pembuatan kosmetik, sabun, pasta gigi, lilin, pelumas, dan tinta. Dan ternyata, minyak yang sering kali disebut sebagai minyak sayur ini mengandung lemak jenuh dan tak jenuh, vitamin E, beta-karoten, serta diduga memiliki efek antioksidan.



Kelebihan minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit tidak hanya bermanfaat untuk goreng-menggoreng. Ada pula beberapa khasiat lain dari minyak kelapa sawit, meski kebenarannya masih harus dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut.

Mengatasi kekurangan vitamin A
Menurut beberapa bukti, menambahkan minyak kelapa sawit ke dalam makanan anak-anak dan ibu hamil diduga dapat mengurangi risiko kekurangan vitamin A. Namun ada dosisnya, yaitu 2 sendok makan per hari untuk anak-anak kurang dari 5 tahun, 3 sendok makan per hari untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia 5 tahun, dan 4 sendok makan per hari untuk wanita hamil.

Perlindungan otak
Dalam sebuah studi, peneliti menemukan bahwa tocotrienol (jenis vitamin E yang ditemukan secara alami dalam minyak kepala sawit), diduga dapat melindungi otak dari perkembangan lesi pulpa alba (lesi materi putih) dan kelainan yang terlihat atau terdeteksi pada tes pencitraan otak. Lesi pulpa alba dianggap sebagai manifestasi penyakit pembuluh darah serebral (otak), sebagai gambaran berbagai derajat penuaan saraf dan kerusakan jaringan otak. Terlihatnya lesi pulpa alba dalam suatu tes otak sering kali menjadi pertanda meningkatnya risiko stroke, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson pada seseorang.

Kekurangan minyak kelapa sawit
Walaupun katanya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh, minyak kelapa sawit juga sering kali diduga menjadi biang kerok munculnya kolesterol dalam darah dan penyakit lain.

Penyakit jantung
Minyak kelapa sawit tinggi akan lemak jenuh. Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dapat menaikkan kadar kolesterol dalam darah. Terlalu banyak kolesterol jahat LDL dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri. Akibatnya, aliran darah ke jantung dan otak terhambat, hingga akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Menurut salah satu penelitian, peningkatan konsumsi minyak kelapa sawit di negara-negara berkembang ada hubungannya dengan tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner. Selain itu, menurut studi lain, mengganti minyak kelapa sawit dengan minyak sayur polyunsaturated nonhydrogenated diduga bisa mengurangi risiko terkena serangan jantung.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghindari atau membatasi pemakaian dan konsumsi sumber lemak dari minyak sawit. Dianjurkan hanya sekitar 7% lemak jenuh dari total kalori harian yang boleh masuk ke dalam tubuh, atau kurang dari 14 gram lemak jenuh tiap 2.000 kalori per hari.

Racun
Akrolein adalah produk beracun dan berbau busuk hasil pemecahan minyak. Sebuah studi mengungkapkan bahwa minyak kelapa sawit yang sudah pernah digoreng akan mengandung akrolein, walaupun jumlahnya tidak sebanyak pada minyak biji bunga matahari.

Nah, agar jantung tetap sehat, yuk mulai kurangi dan batasi pemakaian minyak kelapa sawit

Sumber :

http://www.alodokter.com/mengenal-kelebihan-dan-kekurangan-kelapa-sawit
X-Steel - Wait