/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-11/cur1028.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/cursors/cur-11/cur1027.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Kamis, 10 Maret 2016

Manfaat Berdiri 2 Jam/Hari, Bisa Turunkan Gula Darah & Kolesterol

http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2016/03/manfaat-berdiri-2-jam-hari-bisa-turunkan-gula-darah-kolesterol.jpg
Mengubah kebiasaan sehari-hari, sekecil apa pun itu ternyata bisa berdampak besar terhadap kesehatan tubuh. Kebiasaan yang diubah tentu saja dari yang buruk menjadi baik. Jika Anda memiliki masalah dengan gula darah, trigliserida dan kolesterol tinggi, maka sudah saatnya Anda membiasakan diri untuk berdiri setidaknya 2 jam/hari. Kenapa?

Studi yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa lebih banyak berdiri akan jauh lebih sehat ketimbang menghabiskan waktu dengan duduk seharian. Studi melibatkan 800 responden, dan dari pemeriksaan diketahui kalau berdiri bisa meningkatkan kestabilan gula darah, mengurangi lemak dan kolesterol jahat secara signifikan.

Dijelaskan dalam laman  www.womenshelathmag.com, menyempatkan berdiri sekitar dua jam sehari akan mengurangi level gula darah sebanyak dua persen. Trigliserida (lemak yang mengalir di dalam darah) sekitar 11 persen, sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah.

Bagaimana caranya agar bisa lebih banyak berdiri dan membuatnya sebagai kebiasaan sehat setiap hari? Anda bisa mengubah posisi duduk jadi berdiri, selama beberapa waktu saat bekerja di kantor. Misalnya mengambil minum ke pantry sendiri.

Saat di rumah, Anda juga bisa mengerjakan tugas-tugas dengan berdiri. Misalnya saja menyetrika pakaian sambil berdiri, menyiapkan makanan di meja makan, atau membereskan barang-barang di rak.

Efek positif berdiri bagi kesehatan akan semakin bertambah bila Anda mengimbanginya dengan memperbanyak jalan kaki.

Sempatkan juga untuk melakukan latihan fisik setidaknya 30 menit sehari. Dengan demikian, secara tidak sadar, Anda sudah memperbanyak durasi berdiri dibandingkan duduk dalam sehari.

Hasil studi ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh American Cancer Society. Hasil pantauan kesehatan terhadap lebih dari 123 ribu orang selama lebih dari 14 tahun menunjukkan, jumlah wanita yang meninggal selama kurun waktu penelitian, 40% lebih banyak pada grup yang duduk lebih dari 6 jam sehari.

Penyebab kematian orang yang duduk lebih dari 6 jam sehari, rata-rata terkena penyakit jantung, kegemukan, diabetes, dan depresi. Penelitian tersebut juga menemukan semakin lama waktu duduk maka semakin meningkat risikonya terkena berbagai penyakit.

Studi lain yang diterbitkan dalam The American Journal of Epidemiology menemukan, duduk terlalu lama disebut hampir sama berbahayanya dengan merokok. Karena itu, untuk mengurangi risiko akibat kurang gerak disarankan melakukan latihan ringan selama 30 menit setiap harinya.

"Duduk itu baik jika dilakukan dalam waktu yang tidak berlebihan. Tapi jika berlebihan maka bisa menjadi berbahaya," ujar Dr James Levine dalam Journal of Diabetes ketika memaparkan hasil penelitiannya.

So, Ladies, pastikan untuk mulai membiasakan diri Anda berdiri lebih lama daripada duduk ya? Semoga bermanfaat.

Sumber :

http://www.vemale.com/kesehatan/92088-manfaat-berdiri-2-jam-hari-bisa-turunkan-gula-darah-kolesterol.html

Ini Efek Samping Melihat Gerhana Matahari bagi Mata

Gerhana Matahari di Palu. Photograph: Ojo Bala/EPA

Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi pada 9 Maret 2016, sukses menarik perhatian banyak orang untuk melihat langsung kejadian tersebut. Fenomena langka ini pun dinilai menjadi salah satu fenomena yang sayang untuk dilewatkan.

Bahkan, pemerintah menjadikan GMT sebagai promosi pariwisata Indonesia ke negara lain. Dijadwalkan akan banyak wisatawan mancanegara yang akan mengunjungi beberapa daerah terjadinya GMT di Indonesia.

Sayangnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya, untuk tidak melihat langsung ke arah datangnya sinar matahari saat terjadi GMT. Pasalnya, sinar ultra violet (UV) yang terdapat dalam sinar matahari tetap ada.

Saat sinar matahari tertutup penuh oleh bulan, langit akan terlihat gelap dan tidak terasa silau. Akibatnya, ukuran pupil mata menjadi lebih lebar sehingga semakin banyak sinar matahari yang masuk ke dalam mata dan semakin besar pula risiko kerusakan retina. 

Selain terjadi kerusakan retina, fenomena yang diperkirakan terjadi 33 tahun sekali ini juga bisa menyebabkan kebutaan. Kerusakan mata tersebut memiliki tanda adanya titik hitam yang selalu terlihat dalam pandangan mata. Parahnya, keadaan ini akan sulit dipulihkan.

Oleh karena itu, Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), menghimbau masyarakat untuk tidak melihat GMT dengan mata telanjang. Dia pun menyarankan agar masyarakat memakai kacamata sebagai pelindung. Hal ini dikhawatirkan masih adanya sinar UV yang lolos dan merusak mata.

"Lebih baik kita cegah deh. Negara kita kan lubang ozonnya besar. Jadi sinar UV itu tidak ada lagi penahannya. Jadi akan tetap banyak sinar yang lolos," papar Nila di Jakarta.

"Sinar itu masuk ke dinding belakang kita, saraf retina dan dia akan pergi ke gardu listrik. Sinar kemudian diubah jadi listrik di gardu dikirim ke otak balik lagi ke gardu kemudian kita bisa bilang kalau si dia bajunya cokelat kerudung biru. Kemudian kalau UV itu seperti api kena ke gardunya, membakar. Dia nanti nggak bisa lagi mengirim sinyal lagi ke otak dan kita nggak bisa melihat," pungkas dia.

Sumber :

http://lifestyle.sindonews.com/read/1091402/155/ini-efek-samping-melihat-gerhana-matahari-bagi-mata-1457437602
X-Steel - Wait